Seperti yang kita ketahui, sekolah merupakan sebuah
lembaga yang digunakan sebagai tempat untuk memberi dan menerima pelajaran.
Jenis sekolah pun berbeda-beda. Ada sekolah yang negeri milik pemerintah dan
ada juga sekolah swasta yang nonpemerintah. Selain itu ada juga sekolah yang
tidak memiliki gedung. Jadi, sang guru mendatangi rumah sang murid untuk
mengajar, biasanya sekolah seperti ini disebut dengan homeschooling.
Apapun jenis sekolah yang diterapkan orang tua
terhadap anaknya tujuan dan sasaran mereka tetap sama, yaitu untuk menciptakan
seorang anak yang cerdas, aktif, dan berkualitas. Sayangnya, tidak semua
sekolah dapat menciptakan murid-murid menjadi anak harapan mereka.
Sekolah yang dapat menciptakan murid yang berkualitas haruslah sebuah sekolah yang
berkualitas juga. Sekolah tersebut, tidak
perlu dinilai dari segi materinya, ataupun jumlah muridnya yang lulus dalam UN. Karena
sebagian sekolah telah menyediakan kunci jawaban untuk meluluskan murid-murid
mereka.
Sekolah berkualitas juga
tidak dapat dinilai dari segi
namanya, seperti kata ‘unggulan’. Mereka
dinilai dari segi pengajarnya yaitu sang guru, cara mengajarnya, lingkungan
sekolah, hingga fasilitas yang diberikan.
Seperti yang kita ketahui, guru merupakan unsur yang
terpenting dalam sekolah. Murid berkualitas hanya dapat diciptakan oleh seorang guru yang
berkualitas. Guru berkualitas tidak dipandang dari apa pendidikan terakhirnya. Mereka
dinilai dari cara mengajar dan contoh yang mereka berikan. Seperti pepatah,
guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Seorang guru harus selalu bisa
menjaga setiap tindakan dan perkataannya. Apabila mereka bertindak dan berkata yang
salah maka, murid-murid mereka akan melakukan kesalahan yang sama juga, atau
mungkin lebih parah dari contohnya.
Selanjutnya adalah cara mengajar sang guru. Cara mengajar seorang guru dapat
dilihat dari murid hasil ciptaannya. Misalnya murid
yang aktif dalam menyampaikan pendapat berarti murid tersebut diajarkan dengan metode diskusi. Murid
berkualitas itu
adalah mereka yang diciptakan menjadi
seorang murid yang cerdas dan aktif secara bersama-sama.
Murid yang cerdas merupakan murid yang pandai dalam
hal pelajaran dengan penilaian dari
nilai yang diperolehnya tiap-tiap mata pelajaran. Murid seperti ini, dapat
diciptakan tanpa memberikan tugas dan PR yang berlebihan. Tugas dan PR itu
diberikan hanya untuk latihan agar para murid dapat memahami lebih dalam materi
yang telah diberikan. Bukan untuk memforsir murid untuk berpikir serta
merenggut seluruh waktu luang murid. Selanjutnya, dengan waktu luang yang
mereka punya, mereka bisa mengguakannya untuk bersosialisasi dan memperluas
jaringan pertemanan baik sesama murid sekolah ataupun murid beda sekolah.
Bersosialisasi juga salah satu hal yang penting dalam mewujud murid
berkualitas.
Sedangkan, murid yang aktif adalah siswa yang dapat
mengembangkan ide dan pemikirannya. Murid seperti ini dapat diciptakan dengan
bantuan penunjang-penunjang lain, selain seorang guru. Misalnya, fasilitas
sekolah yang juga harus berkualitas. Dengan fasilitas sekolah yang berkualitas
seperti alat-alat eksperimen yang lengkap
dan perpustakaan dengan buku yang lengkap dan penampilan menarik.
Sedihnya, sekolah-sekolah Indonesia masih minim yang memiliki alat eksperimen yang lengkap. Bahkan,
alat-alat tersebut sudah ada yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Atau perpustakaan yang
tidak terurus dengan buku-buku yang
semakin berkurang karena dipinjam oleh murid yang tidak bertanggung jawab.
Lingkungan sekolah juga salah satu penunjang
perwujudan murid berkualitas. Coba bandingkan sekolah yang bersih, rindang,
nyaman, dan aman dengan sekolah yang kotor, gersang, dan bahaya. Pastilah
sekolah yag pertama yang berkemungkinan besar menciptakan murid yang
berkualitas.
Oleh karena itu, marilah
kita membantu murid-murid Indonesia untuk merasakan asyiknya bersekolah di
sekolah dambaan mereka, sekolah yang berkualitas yang dilengkapi dengan
penunjang yang berkualitas juga. Demi menciptakan negara Indonesia yang maju
baik di bidang pendidikan, teknologi, ekonomi, ataupun di bidang sosial.